Minggu, 31 Januari 2021

DESTINASI WISATA ALAM TEMIANGAN HILL


Hallo sobat blogger kali ini saya akan memperkenalkan salah satu destinasi wisata alam yang ada di Lampung Barat, Puncak Temiangan Hill. Yang terletak di Desa Trimulyo kecamatan Gunung Surian, Kabupaten Lampung Barat.

Destinasi wisata alam Temiangan hill sangat cocok tempat camping, sebagai kegiatan olahraga dan rekreasi, karena kegiatan ini sangatlah bermanfaat mengarah pada aktivitas gerak sehingga bertujuan untuk kesenangan dan kegembiraan. Biasanya kita dapat menemukan olahraga rekreasi di tempat-tepat wisata, jenisnya juga semakin berfariasi dari mulai yang berpetualangan sampai dengan yang exstrim. Sebagai destinasi wisata alam Temiangan Hill sangatlah cocok untuk kegiatan tersebut.

lokasi TemianganHill? Rute perjalanan

Bukit Temiangan berada arah Selatan Sumber Jaya Lampung Barat. Masuk agak jauh dari Jalan Lintas Liwa, yaitu sekitar27 kilometer. Satu arah dengan Situs Megalitikum Batuberak.

Berjarak sekitar 200 kilometer dari Kota Bandar Lampung. Dengan waktu tempuh sekitar 4 jam 30 menit melalui jalan tol.

Dari Gerbang Tol Terbanggi Besar berjarak sekitar 132 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 3 jam.

Sedangkan dari Krui, berjarak sekitar 100 kilometer. Waktu tempuh Krui – Temiangan Hill sekitar 3 jam.

Dan untuk sobat trip yang baru pertama kalinya disarankan untuk membawa jaket tebal dan sarung tangan dan membawa kebutuhan obat-obatan jika memiliki penyakit tertentu, karena berada di puncak Temiangan hill suhu yang sangat dingin dan udara yang sejuk.


So tunggu apa lagi Kuy Midoh.....

Kamis, 21 Januari 2021

OLAHRAGA TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN NILAI BUDAYA DAN KARAKTERISTIK BANGSA



Olahraga Tradisional merupakan olahraga yang dikembangkan olah rakyat. Olahraga tradisional adalah suatu kultur budaya yang menjadi ciri khas suatu Negara. Pada masa sekarang ini dimana generasi sekarang lebih menyukai media sosial atau dunia IT dibandingkan dengan bermain olahraga tradisional. kejadian ini sungguh mengkhawatirkan untuk generasi selanjutnya karena jika anak muda sekarang kurang berpartisipasi bahkan bersikap acuh terhadap olahraga tradisional maka kemungkinan terburuk yaitu hilangnya permainan khas Negara ini. 

Setiap kultur, etnis, suku dan agama memiliki ekspresi dan cara pengungkapan masing-masing. Salah satu ekspresi itu tercermin pada olahraga tradisional yang hidup dan berkembang subur pada setiap daerah. Olahraga tradisional adalah permainan-permainan rakyat yang hidup dalam suatu masyarakat yang telah mengakar, tumbuh dan berkembang secara turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi. 

Olahraga tradisional merupakan simbol identitas lokal bangsa indonesia olahraga tradisional adalah permainan asli rakyat sebagai aset budaya bangsa yang memiliki unsur olah fisik tradisional. Permainan rakyat berkembang cukup lama ini perlu dilestarikan karena selain sebagai olahraga hiburan, kesenangan, dan kebutuhan interaksi sosial, olahraga ini juga mempunyai potensi untuk meningkatkan kualitas jasmani bagi pelakunya. 

Menurut Mahendra, (dalam Suprayitno, 2014: 9) olahraga tradisional adalah bentuk kegiatan olahraga yang berkembang di masyarakat, pada perkembangan selanjutnya olahraga tradisional sering dijadikan sebagai jenis permainan yang memakai ciri kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi budaya setempat. Permainan tradisional merupakan satu contoh dari ribuan permainan tradisional yang ada di Indonesia. Namun permainan-permainan tradisional tersebut kini semakin terkikis keberadaannya sedikit demi sedikit khususnya di kota-kota mungkin untuk anak-anak sekarang ini banyak yang tidak mengenal permainan tradisional yang ada padahal permainan teradisional adalah permainan warisan nenek moyang rakyat Indonesia. 

Setiap daerah di Indonesia memiliki permainan tradisional, permainan tradisional tiap daerah biasanya tidak sama tidak seperti permainan jaman modern sekarang ini, seperti permainan teknologi yang rata-rata memiliki kesaman seperti permainan (game) yang ada di computer maupun handphone.

Di Indonesia sendiri terdapat begitu banyak bentuk kegiatan olahraga tradisional. Meski hanya sebagian kecil olahraga tradisional yang dapat tersorot media. Dan diantaranya banyak kesamaan dalam permainannya, yakni dalam hal mempertahankan diri. Pada dasarnya semua kegiatan olahraga itu merupakan cara mempertahankan diri, dimana kita harus terus bertahan pada permainan olahraga tersebut.

Budaya mempertahankan diri juga berarti aktif memberikan perlawanan, bukan hanya dengan bersikap pasif untuk bertahan dari serangan lawan. Semua permainan pasti akan mempunyai kriteria tersendiri dalam menentukan siapa pemenang. Biasanya pemenang ialah merela yang mampu bertahan hingga akhir. Untuk segala olahraga pun demikian, bahkan dalam olahraga catur.

Budaya olahraga mempertahankan diri bukan berarti hanya pertahanan fisik saja, tetapi juga lebih tepatnya setiap pemain diharuskan untuk menjaga wilayahnya dari serangan lawan.
Dalam setiap aktivitas manusia pasti akan memerlukan pertahanan diri. Para pemain mempunyai kesempatan dan peluang untuk terus mempertahankan keberadaannya. Dalam olahraga, setiap pemain saling beradu dan berusaha agar terus berada pada jalur permainan untuk menguasai alur pertandingan. Sejatinya, bahwa olahraga yaitu suatu budaya untuk mempertahankan diri.

Sekian tulisan ini semoga bermanfaat bagi pembaca demikian untuk penerapan dan pengenalan kembali kepada gernerasi milenial bahwa Indonesia memiliki beragam macam olahraga tradisional yang sudah ada sejak dari nenek moyang agar tidak  pudar olahrga tradisional namu dapat dikemvangkan di masa yang akan datang.


penulis : Keki Atika Situmorang
sumber: Jurnal olahraga tradisional dan liputan 6

Selasa, 19 Januari 2021

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN E-LEARNING DALAM MASA COVID-19


Sebagai upaya untuk mencegah penularan Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan agar sekolah-sekolah meminta untuk siswa-siswi nya untuk belajar dirumah, mulai 16 maret 2020 sekolah menerapkan metode pembelajaran siswa secara During.
Sampai saat ini menjadi perbincangan di belahan bumi, khususnya di Indonesia menjadi perbincangan yang hangat dan sempat tranding topik 1 dalam waktu yang singkat diberbagai macam media cetak maupun sosial media. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari corona virus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Walaupun lebih banyak menyerang ke lansia, virus ini sebenarnya bisa juga menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Virus corona ini bisa menyebabkan ganguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular sangat cepat dan telah menyebar hampir ke semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Sehingga WHO pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global.

Hal tersebut membuat beberapa negara menetapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Karena Indonesia sedang melakukan PSBB, maka semua kegiatan yang dilakukan di luar rumah harus dihentikan sampai pandemi ini mereda.

Kemudian sampai saat ini januari 2021 Corona Virus masih belum juga berujung hilang sampai kedatangan vaksin yang dikeluarkan BIO FARMA untuk vaksin pertama yang dilakukan oleh Presiden RI 1 Indonesia oleh Bapak Jokowidodo dan selanjutnya menuju ke para tenaga kesehatan dan kepada pejabat-pejabat lalu kemasyarakat.

Mengingat kembali proses belajar mengajar yang kurang Efektivitas pembelajaran E-learning dimasa pandemi saat ini karena pembelajaran yang digunakan jarak jauh dengan During jadi masih banyak kendala dibeberapa pihak sekolah mulai kendala sinyal, kuota dan media pembelajaran seperti media elektronik pintar lainnya. Saat ini untuk beberpa wilayah khususnya di Lampung beberapa kabupaten yang diperizinkan untuk belajar tatap muka dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah ditentukan, namun tetap saja kurang efektivitas karena sistem belajar mengajar di bagi menjadi 3 sesi pertemuan hanya jumlah siswa 50% saja yang dapat masuk belajar tatap muka selebihnya belajar dengan during dirumah selanjutnya seperti itu secara bergantian.

Dengan adanya sistem pembelajaran yang dikeluarkan pemerintah masih saja ada memperotes tidak setuju dengan adanya kebijakan yang ada.
Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa mendidik anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar. Sehingga dengan kejadian ini orangtua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak mereka dalam belajar. Setelah mendapat pengalaman ini diharapkan para orangtua mau belajar bagaimana cara mendidik anak-anak mereka di rumah.
Dengan itu kesuksesan proses pembelajaran secara during jika konsisten disiplin dan mengikuti prosedur dengan baik guna mencapai tujuan proses pembelajaran.
Demikian proses pembelajaran secara during merupakan pembelajaran yang efektif utnuk dimasa pandemi covid-19 saat ini,

Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan siswa yang saling berinteraksi langsung.


Penulis : Keki Atika Situmorang (Mhs Universitas Teknokrat Indonesia)

Senin, 18 Januari 2021

PENCAK SILAT SEBAGAI OLAHRAGA DIMASA PANDEMI

Berolahraga Beladiri dimasa Pandemi Covid-19


Tulisan ini dibuat dengan tema Olahraga dalam Pencak Silat sebagai Olahraga dimasa pandemi covid 19 dengan tujuan para pembaca dapat mengeahui penting untuk tetap melakukan aktivitas olahraga salah satunya yaitu beladiri. Tujuan tulisan ini adalah agar kita bisa memahami manfaat berolahraga pencak silat untuk menanamkan sikap-sikap positif dan menambah kebugaran jasmani.

Dimasa pandemi saat ini selain menjaga kebersihan dengan mematuhi protokol kesehatan dengan 3 M yaitu (Menggunakan masker, Mencuci tangan, dan menjaga jarak) aktivitas tambahan dengan berolahraga yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh agar tidak terserang atau tertular virus corona, dengan berolahraga menggerakan tubuh memberikan efek positif pada tubuh secara keseluruhan seperti halnya melatih tubuh untuk kesehatan jasmani dan rohani.

Salah satu olaraga yang dapat dilakukan dengan berolahraga dirumah sebagai salah satu contoh bagi penggemar olahraga beladiri yaitu Pencak Silat.

Pencak Silat merupakan olahraga beladiri tradisional yang sudah lama dikenal sebagai olahraga beladiri dan seni yang berasal dari Indonesia yang sudah dipertandingkan diberbagai daerah Nasiaonal dan sampai mancan negara, olahraga pencak silat sangatlah menekankan pereratan persaudaraan antar sesama pencak silat maupun sesama orang disekitarnya maka dari itu salah satu olahraga beladiri ini sangatlah bernilai positif dalam kehidupan sehari-hari. Manfaatnya adalah tubuh terjaga dalam kondisi fit, dalam jurnal yang berjudul "Health benefits of hard martial arts in adults: a systematic review" dalam "Journal of Sport Sciences" tahun 2018, berpartisipasi dalam olahraga dapat menjaga tubuh tetap fit. Bahkan, disebutkan juga bahwa kegiatan fisik tersebut mampu menghindarkan pelakunya dari ancaman penyakit kronis. Nah, bela diri masuk ke dalam olahraga yang dimaksud, tak terkecuali pencak silat. Pencak Silat juga dapat meningkat kemampuan kognitif, keseimbangan tubuh, menjadi lincah dan membentuk tubuh yang ideal.

Oleh sebab itu salah satu olahraga beladiri Pencak Silat ini sangatlah bermanfaat tetap dilakukan latihan dimasa pandemi covid 19 ini dengan tetap terlaksananya berolahraga latihan pencak silat ini bermanfaat untuk membentengi tubuh meningkatkan imun agar tidak tertular dari virus corona.
Demikian artikel ini saya buat semoga bermanfaat bagi pembaca dan memberikan nilai positif motivasi untuk olahraga beladiri Pencak Silat.



Penulis : Keki Atika Situmorang (Mhs Universitas Teknokrat Indonesia)