Bola basket kursi roda adalah bola basket yang dimainkan oleh orang-orang dengan berbagai cacat fisik yang mendiskualifikasi mereka dari bermain olajhraga yang sehat. Ini termasuk spina bifida, cacat lahir, cerebral palsy, lumpuh karena kecelakaan, amputasi (kaki, atau bagian lain), dan banyak cacat lainnya.
Wanita disabilitas Afghanistan bermain bola basket di atas kursi rodanya di Pusat Ortopedi Komite Internasional Palang Merah di Kabul, Afghanistan, 7 Februari 2020. REUTERS/Omar Sobhani |
Dimasa Pandemi covid 19 bukanlah suatu penghalang bagi para atlit berkebutuhan khusus untuk melakukan aktivitas olahraga, wanita disabilitas afganistan tetap melaksanakan bermain bola basket diatas kursi rodanya. dengan demikian dapat meningkatkan teknik dalam bermain dan imunitas dalam kegiatan sehari-hari.
Induk organisasi basket kursi roda di India, The Wheelchair Basketball Federation of India atau WBFI berusaha membuat atletnya tetap berlatih dan produktif selama pandemi Covid-19. Salah satunya melalui kegiatan latihan terpusat di media daring.
"Kami membuat tutorial video berlatih dengan berbagai perabotan yang ada di rumah, misalkan botol air mineral," ujar Presiden Wheelchair Basketball Federation of India, Madhavi Latha seperti dikutip dari The Hindu, Selasa 20 Oktober 2020. Video tutorial latihan tersebut diunggah WBFI ke media sosial mereka.
Beberapa hari kemudian, pengurus organisasi itu menggelar diskusi virtual untuk mengecek kondisi para atletnya. Untuk meningkatkan kemampuan teknik bermain basket, WBFI menugaskan tiga sampai empat wasit untuk memantau latihan para atlet setiap hari. Caranya, para atlet basket kursi roda ini diminta melakukan gerakan menggiring bola, menembak bola, atau bermanuver di atas kursi roda dengan durasi tertentu melalui komunikasi video.
"Ini salah satu cara kami memantau fleksibilitas dan menjaga kondisi fisik para atlet," kata Madhavi Latha. "Kami juga menerapkan beberapa latihan, seperti push up serta olah tubuh bagian atas."
Madhavi Latha adalah mantan atlet renang Paralimpyc yang meraih medali emas dalam beberapa ajang pertandingan nasional maupun internasional. Kendati sudah merancang program latihan digital seintensif mungkin, Madhavi Latha berpendapat hasil yang diperoleh tidak akan sebaik latihan fisik secara langsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar